Realisme
Usaha menampilkan subjek dalam
suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa
tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula
mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran,
bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Pembahasan
realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan
yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan
ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota
Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.
Realisme sebagai gerakan kebudayaan
Realisme sebagai gerakan kebudayaan
Realisme menjadi terkenal
sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi terhadap paham
Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya
berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan
demokrasi.
Realisme kemudian mendominasi
dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat di
sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis
meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis
yang terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet.
Realisme dalam seni rupa
Realisme dalam seni rupa
Perupa realis selalu berusaha
menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan
objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa
realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang
tampil dalam ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya
yang telah lebih dahulu populer saat itu.
Dalam pengertian lebih luas,
usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha mengamati
dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis
foto di zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa
dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru
penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah
diusahakan sejak zaman Gothic.
Contoh-contoh lukisan aliran realisme:
Karl Briullov
Jean Baptiste Siméon Chardin
Camille Corot
Gustave Courbet
Honoré Daumier
Edgar Degas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar